Sahabat, aku tidak tahu lagi harus bercerita pada siapa tentang ini, beban pikiran yang seolah menghimpit ini, selain melalui catatan kecil ini. Sungguh aku tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Oh iya, tadi pagi ketika soal fisika yang sulit itu selesai aku menemuimu. Menanyakan apakah kamu bisa mengerjakannya. Tapi, lagi-lagi kamu diam, acuh tak acuh. Tidak mendengarkah kamu? Atau kamu sengaja berpura-pura tidak mendengar?
Ah ... sejujurnya aku kecewa ketika menjadi orang yang terabaikan, apalagi olehmu, sahabat bagiku. Ingin rasanya aku meneriakimu, memakimu, dan menudingmu. Namun, itu tidak akan pernah kulakukan. Kamu tahu mengapa? Karena setalah kupikir, aku tidak punya hak atas kendalimu. Jadi, aku hanya bisa diam dan berpura-pura semuanya baik-baik saja.
Sahabat, seandainya bisa memilih, aku lebih suka dimarahi olehmu daripada didiamkan seperti ini. Dengan marahmu, setidaknya kamu masih menganggapku ada dan terlihat. Kamu masih menyadari keberadaanku. Tidak seperti sekarang. Aku seperti makhluk astral di matamu, tidak terlihat. Sungguh menyakitkan bila tidak dianggap ada.
Saat ini yang bisa kulakukan hanyalah tinggal berharap. Semoga masalah ini hanya mimpi yang kutemui di kotak pandora. Dan, saat terjaga keadaan kita akan baik-baik saja.
"Dunia ini indah bila kau melaluinya dengan orang-orang terkasihmu."
Sahabat, kurasa salah satu kebahagiaanku hilang tanpamu.
Dan kalau boleh jujur, aku tak tahan atas semua perlakuanmu padaku. Bagaimana tidak? Kau seenak hati datang dan pergi dariku, ya, kini kau punya teman baru, bukan? Dia yang menurutmu lebih baik dari aku, bukan? Dia yang katamu lebih pintar dan menarik daripada aku, bukan?
Hei, dengar kawan, kurasa aku mulai salah menganggapmu sahabat, tapi apa dayaku untuk menolak segalanya? Toh kau tetap disampingku, duduk sejajar dan semeja denganku, kitapun masih sering jajan dan tertawa bersama. Tapi kurasa semua itu hanya ilusi semata.
Kau...bukan lagi sosok yang kukenal selama ini...
Kurasa lebih baik aku menyingkir sejenak dari kau dan teman barumu itu, supaya aku tidak dicap sebagai kawan posesif.
Dan jauh dalam hatiku, ku merasa kau tak pernah mengganggap aku sebagai sahabatmu.
Selamat malam,
wita
wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar