Satu tahun tujuh bulan, katakanlah sembilan belas bulan, kalikan itu dengan tiga puluh hari, kali lagi dengan dua puluh empat jam, kalikan lagi dengan enam puluh menit, dan kalikan dengan enam puluh detik. Maka akan kau temukan angka 49.248.000. Dalam satuan detik aku telah menyukaimu, dan dalam satuan itu pula aku berfikir bahwa aku tak hanya menyukaimu, atau menyayangimu semata. Mungkin aku hampir mencapai stadium akhir bila dalam konteks penyakit mematikan.
Kisah kita tidak akan pernah selesai, tidak akan pernah rampung, ini bukan tentang kita yang sebenarnya, ini tentang aku dan harapan mayaku untuk menggapaimu.
Kesimpulannya, tidak jelas, mengambang. Bisuku yang hanya mampu berucap ketika kau telah berlalu dari pandanganku terasa lebih getir dari hari ke hari.
Aku harus berbuat sesuatu, kalau memang perasaan ini tak akan pernah terpantulkan padamu, aku cukup membiaskannya saja lewat angin dan doa, siapa tahu kan merasakan angin itu dan mendengarnya.
Dengan semangat menyala kusapukan pandanganku pada halaman yang masih kosong, putih.
Aku harus menilaskan semua ini dalam bentuk kata, bukan untuk merayumu, atau semacam memberi tanda.
Tapi ketahuilah, mungkin suatu saat nanti akan menjadi kado yang manis dalam hari ulang tahun atau hari pernikahanmu. Tentang aku, yang tak bisa mengalihkan perhatianmu dari masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar